Monday, 6 September 2010

Hari ini,mendung atau tidak di ibukota?

Kepak dara menggema di sela deru kesibukan jalan raya
Beriring mereka kembali ke taman kota
Disana, seorang pedagang kaki lima telah mengemasi barang dagangannya
Sembari menghitung receh, bertanya "Adakah segelas susu untuk anakku malam ini?"

Di sudut lain Ibukota
Seorang eksekutif muda berjalan terburu-buru
Takut didahului waktu sepertinya
Klakson mobil tak henti bersahutan di jalan raya
Si eksekutif muda mendongakkan kepalanya kemudian berteriak
"Hei,cepatlah,aku tak punya banyak waktu"
Sejenak...
Ia kembali menarik kepalanya ke dalam mobil
Menoleh pada wanitanya,lalu bertanya
"Sayang,ke bar mana kita malam ini?"

Si pedagang kaki lima berdiri lesu di depan pintu kontrakannya
Dia sadar,tak akan ada segelas susu untuk anaknya malam ini
Tapi lihat,ada 3 batang permen di tangannya
Untuk putrinya,putri kesayangannya yang tak mampu ia belikan susu
Saat hendak mengetuk pintu,ia mendengar suara malaikat kecilnya
"Ibu,kapan ayah pulang?aku tak sabar,aku ingin segera minum susu"

Alunan musik yang tak jelas merdu atau tidaknya diputar
Mengiringi dansa kaum hedonisme
Siapa berdansa dengan suami siapa
suami siapa berdansa dengan istri siapa
Eksekutif muda maju ke lantai dansa
berdansa dengan seseorang yang tak tahu istri siapa
Saat terbuai nikmat anggur dan belai kekasih
seorang pria menggamitnya dari balik bahu
mendaratlah bogem mentah di tubuhnya
tak terelakkan bertubi-tubi datangnya
Sang eksekutif muda jatuh,koma...

Si gadis kecil berbinar matanya
Ayah telah pulang,menghambur ia ke dalam dekap ayahnya
"Maaf nak,ayah hanya membawa permen,bukan susu"
Gadis kecil tertawa,dikecup kening ayahnya
Berlari ia mengitari rumahnya yang sempit
Diacungkannya 3 batang permen dari sang ayah
Hingga akhirnya ia lelah dan tertidur sembari mendekap 3 batang permen di dadanya
Senyum manis pun jadi hiasan di bibirnya
Ayah dan ibunya pun tersenyum lega
malam ini,meski tanpa segelas susu,anak mereka bahagia...

Lihatlah,betapa terkadang sebatang permen bisa membuat mereka lebih bahagia daripada kalian. Hei,para mubazir harta!

0 comments:

Post a Comment