Kemarin, ada sepucuk rindu yang kuhantarkan ke tepi lapangan. Kutaruh ia di sela-sela rumput, menyaru bersama embun. Kerinduan itu telah menanti sekian lama sampai akhirnya kehangatan tubuhmu mendekatinya. Walau dengan keangkuhan.
Kemarin, ada serangkai harapan yang kugantungkan di tiang gawang. Kujejalkan ia bersama jaring-jaring, harapan itu hampir menyerah karena lelah. Namun, akhirnya matamu menyapunya. Walau dengan keangkuhan.
Kemarin, ada secarik cinta yang kusematkan di sepatu bola. Ia hanya terinjak, tak terlihat. Tapi ia bahagia, karena akhirnya kau menjajakinya. Walau dengan keangkuhan.
Kemarin, ada penantian yang kusampirkan di tongkat bendera penjuru. Ia hanya terhuyung mengikuti tarian angin. Penantian itu hampir putus, hingga akhirnya kau jemput keinginannya. Walau dengan keangkuhan.
Kemarin, ada seseorang yang berpura-pura jadi supporter. Ia ingin melihat ilusinya berubah menjadi manusia, manusia yang telah lama mengkremasi hatinya.Akhirnya ia melihat. Walau hanya melihat keangkuhan...
Gelora Bung Karno, 23 November 2010
Friday, 26 November 2010
Thursday, 18 November 2010
montase 2009
Posted by
nuriyah amalia
at
20:41
Menghirup oksigen yang berbeda,lalu mengeluarkannya lagi menjadi karbondioksida yang berbeda pula. Tapi masih dalam hidup yang sama, nyawa yang sama,diri yang sama, dan cinta yang sama. Otak ini masih menyimpan janji-janji yang sama, sama busuknya dengan mayat yang berumur lima hari yang digelontorkan ke dalam kali. Hati ini masih pula dicabik-cabik dengan rasa yang sama, rasa yang serupa benci tapi tak beda dengan rindu. Rasa yang selalu menagih-nagih dicintai kembali. Mata ini cemburu saat melihat kata manis yang tak ditujukan untuk kesepian ini, mata ini marah tapi hanya dapat memandang, memandang pilu lalu sayu. Dan lidah ini..lidah ini bodoh karena hanya dapat mengeja satu nama,nama yang bahkan sapaannya tak penah terdengar lagi. Jika namanya hadir dalam mipi, namanya hanya duduk diam tanpa menoleh, tanpa senyum, tanpa mengerjap manja,tanpa lambaian,tanpa sentuhan,tanpa kecupan, dan tanpa rindu. Namanya telah menjadi prononima kata 'sayang' dalam tesaurus orang lain. Kecewa,mimpi-mimpi ini kecewa,mimpi ini kecewa karena sehari-hari hanya dapat memandang hujan tanpa pelangi...
-mengenang mahalara
Sunday, 7 November 2010
malu
Posted by
nuriyah amalia
at
03:45
egoku rekuh
beku beriring malu
aku kehilangan tapak-tapak panduku
menoleh kiri-kanan hanya kehebatan tanpa aku
mungkin salah..
mungkin payah...
tapi Tuhan tahu segala
tak perlu cemburu
tak perlu..
tak perlu..
yang maha tinggi pasti ada di atas tinggi
yang rendah tak perlu berbalik pilu
tak usah memaksa lidah merasa asin airmata
sungguh!tak usah!
diam!hanya diam!
tapi jangan terpekur!
cari dalam lalu
mungkin ada yang tersia
lihat dengan iman
rasa dengan ihsan
Tuhan tak pernah membiarkan
hanya percaya,
percaya ada takdir di balik nama
beku beriring malu
aku kehilangan tapak-tapak panduku
menoleh kiri-kanan hanya kehebatan tanpa aku
mungkin salah..
mungkin payah...
tapi Tuhan tahu segala
tak perlu cemburu
tak perlu..
tak perlu..
yang maha tinggi pasti ada di atas tinggi
yang rendah tak perlu berbalik pilu
tak usah memaksa lidah merasa asin airmata
sungguh!tak usah!
diam!hanya diam!
tapi jangan terpekur!
cari dalam lalu
mungkin ada yang tersia
lihat dengan iman
rasa dengan ihsan
Tuhan tak pernah membiarkan
hanya percaya,
percaya ada takdir di balik nama
Saturday, 6 November 2010
aku (hanya) tanpa(mu)
Posted by
nuriyah amalia
at
07:22
aku mengenalmu tanpa nama
hanya wajah serupa senyum yang terlalu memuakkan
aku menemukan namamu tanpa keikhlasan
hanya impian yang saling berkejaran dengan ambisi
aku mengharapmu tanpa terlihat ada harapan
hanya sebuah kisah kosong yang diwarnai gerimis mata pada malam
aku memimpikanmu tanpa sua memeluk pandang
hanya keseharian yang terkadang menuhankanmu
aku memujamu tanpa beragama
hanya sebuah sekte yang didasari dengan kata 'tergila-gila'
Lalu aku...
aku mulai merindukanmu
merindukan pertemuan kedua tanpa pertemuan pertama
aku mencarimu tanpa keberanian
hanya sebuah keinginan untuk mengetahui bahwa kau benar ada
aku berbicara padamu tanpa pengakuan
hanya berpuisi dengan bait-bait kepura-puraan
aku memelukmu tanpa genggaman
karena hanya mimpi yang sanggup memberikan
aku menyerah
menyerah untuk menyentuhmu
menyerah bukan tanpa usaha
hanya lelah,lelah terluka tanpa disakiti
aku merasa bodoh tanpa penyesalan
hanya sebuah kisah yang memuat satu nama
bayanganmu...
hanya wajah serupa senyum yang terlalu memuakkan
aku menemukan namamu tanpa keikhlasan
hanya impian yang saling berkejaran dengan ambisi
aku mengharapmu tanpa terlihat ada harapan
hanya sebuah kisah kosong yang diwarnai gerimis mata pada malam
aku memimpikanmu tanpa sua memeluk pandang
hanya keseharian yang terkadang menuhankanmu
aku memujamu tanpa beragama
hanya sebuah sekte yang didasari dengan kata 'tergila-gila'
Lalu aku...
aku mulai merindukanmu
merindukan pertemuan kedua tanpa pertemuan pertama
aku mencarimu tanpa keberanian
hanya sebuah keinginan untuk mengetahui bahwa kau benar ada
aku berbicara padamu tanpa pengakuan
hanya berpuisi dengan bait-bait kepura-puraan
aku memelukmu tanpa genggaman
karena hanya mimpi yang sanggup memberikan
aku menyerah
menyerah untuk menyentuhmu
menyerah bukan tanpa usaha
hanya lelah,lelah terluka tanpa disakiti
aku merasa bodoh tanpa penyesalan
hanya sebuah kisah yang memuat satu nama
bayanganmu...
Subscribe to:
Posts (Atom)