Menghirup oksigen yang berbeda,lalu mengeluarkannya lagi menjadi karbondioksida yang berbeda pula. Tapi masih dalam hidup yang sama, nyawa yang sama,diri yang sama, dan cinta yang sama. Otak ini masih menyimpan janji-janji yang sama, sama busuknya dengan mayat yang berumur lima hari yang digelontorkan ke dalam kali. Hati ini masih pula dicabik-cabik dengan rasa yang sama, rasa yang serupa benci tapi tak beda dengan rindu. Rasa yang selalu menagih-nagih dicintai kembali. Mata ini cemburu saat melihat kata manis yang tak ditujukan untuk kesepian ini, mata ini marah tapi hanya dapat memandang, memandang pilu lalu sayu. Dan lidah ini..lidah ini bodoh karena hanya dapat mengeja satu nama,nama yang bahkan sapaannya tak penah terdengar lagi. Jika namanya hadir dalam mipi, namanya hanya duduk diam tanpa menoleh, tanpa senyum, tanpa mengerjap manja,tanpa lambaian,tanpa sentuhan,tanpa kecupan, dan tanpa rindu. Namanya telah menjadi prononima kata 'sayang' dalam tesaurus orang lain. Kecewa,mimpi-mimpi ini kecewa,mimpi ini kecewa karena sehari-hari hanya dapat memandang hujan tanpa pelangi...
-mengenang mahalara
0 comments:
Post a Comment